"Aku tidak menanti seorang pacar yang baik, tapi aku menantikan seorang pemuda yang dapat menjadi imamku dan berani datang kerumahku untuk melamarku serta meminta restu kedua orang tua ku."
Kutipan diatas merupakan sedikit kutipan isi hati banyak wanita.
Wanita berharap bukan lah sosok seorang pacar yang datang kerumahnya, tetapi mereka berharap seorang pria yang datang untuk MELAMAR.
Ya, "Melamar" mengikat seorang gadis dan akan menikahi nya. Di saat itu juga, di tentukannya kapan, dimana, dan bagaimana pernikahan mereka akan di langsungkan.
Ini yang sebenarnya di butuhkan sebuah pasangan. Tidak bergelut di hubungan pacaran, tetapi bergelut di bagaimana upaya untuk melamar sang kekasih hati.
Pria, carilah wanita yang baik bagimu, orang tuamu dan juga bagi agamamu. Begitu juga dengan wanita, pilihlah imam terbaik mu yang mampu meluruskan jalan hidup mu dan keluarga kecilmu.
Tidaklah yang demikian itu baik bagi mu. Terjauh dari berzina dengan ikatan pernikahan.
Karena, menandatangani surat nikah demikian besar tanggung jawabnya dari pada menandatangani sehelai kertas putih bersih tanpa noda.
Sadari arti sebuah hubungan dengan bijak, bukan berebut untuk mencari kepuasaan fisik tetapi berebut untuk mencari kesiapan untuk layak menjadi pasangan SAH.
"Pelihara dirimu wahai wanitaku, karena aku akan selalu memperjuangkanmu hingga mampu menyematkan sebuah cincin emas ke dalam jari manis kecil mu"
0 Comments