Namaku Laras. Aku berumur 14 tahun. Banyak yang bilang kalau aku orangnya pintar tapi tidak suka bergaul tapi sih jika aku pikir itu benar, Aku lebih suka menyendiri dari pada berada di tengah keramaiyan. Aku Tinggal di sebuah rumah di tengah kota berdekatan dengan toko roti Milik orang tua ku. Hingga pada suatu hari toko roti tersebut kehilangan pelanggan dan membuat toko roti kami tutup untuk sementara waktu.
Untuk bisa membuka toko roti tersebut, sebenarnya orang tua ku meminjam Uang kesana kesini dan hingga pada akhirnya ada kerabat yg meminjamkan kami uang untuk buka usaha. Seketika itu juga ayah saya 'Pak Rizal' bergegas untuk mulai membuka usaha roti yang dulu kami jual lewat Online dan kami buat di rumah kami. Atau Bisa di bilang usaha rumahan. Awal dibukanya toko roti kami, pelanggan tidak begitu ramai hingga pada akhirnya ada pelanggan yang menawarkan kerjasama untuk membuka cabang lain atas nama pelanggan tersebut (Francise). Sebenarnya toko roti tersebut sepi bukan karena pelanggan tidak suka, tetapi kami memang belum memberitahu pelanggan lewat media sosial jika usaha kami telah memiliki toko di tengah kota.
Toko kami berdekatan dengan banyak toko roti dengan jenis roti yg berbeda. Ya namanya berbisnis saingan usaha tentu ada. Tapi ayah saya tetap percaya dengan cita rasa produknya dan yakin kalau toko kami pasti akan ramai. Benar saja tak lama kami memposting lokasi usaha baru kami, satu demi satu pelanggan berdatangan hingga toko kami terlihat padat. Melihat toko Kami yang ramai hari kehari, banyak yg berargumen kalau keluarga kami pakai dukun dukunan. Padahal kami tidak suka hal musyrik seperti itu.
Pada suatu hari, saat roti baru selesai di kemas pelanggan berdatangan. Banyak yg membeli dan kami juga di kagetkan dengan banyak yg datang kembali dan komplain (MarahMarah). Tentunya kami bingung lalu kami pun bertanya dengan wajah cemas "Ada apa ya ibu/bapak?". Lalu salah seorang pembeli berkata "Kenapa roti ini berjamur dan ada belatungnya?". Sontak kami terkejut dan tidak percaya karena roti baru di kemas dan baru keluar dari Oven. Seketika itu kami lihat roti roti yg di bawa mereka saat itu juga ayah saya heran dan sedih benar saja roti kami berjamur dan di penuhi banyak belatung di bagian dalamnya. Kami masih tidak bisa percaya akan kejadian ini karena roti kami baru saja keluar dari Oven tidak mungkin bisa berjamur dan ada belatungnya.
Pelanggan yg marah meminta uang nya di kembalikan, karena tanggung jawab kami, uang mereka pun kami kembalikan. Dan karena kejadian ini membuat toko kami sepi dan semakin sepi dari hari kehari. Dengan alasan inilah kenapa toko roti kami harus tutup untuk sementara waktu.
Setelah toko tutup, kami pun bingung mau mendapat penghasilan dari mana karena kami bukan dari kalangan orang kaya membuat kami bingung bagaimana mengatasi keuangan yg sedang buruk, sebenarnya kami sudah biasa dengan keadaan seperti ini, tapi yg membuat kami bingung bagaimana Cara untuk membayar hutang yang kami pinjam sebelum membuka toko roti. Di tambah saya dan adik membutuhkan dana untuk membeli buku, dan membayar uang sekolah. Hingga pada akhirnya ayah saya berkata "Bagaimana Jika kita Jual rumah ini, dan membeli rumah yg lebih kecil/lebih murah?" "Lalu uangnya bisa kita pakai untuk membayar hutang dan membayar uang sekolah kalian". Ibu saya berkata "sepertinya kita harus melakukan itu" dan ibu kami juga bertanya kepada kami bertiga "Kalian mau tinggal di rumah yg lebih kecil?". Sontak kami menjawab, "Gak apa apa buk".
Jadi kami sekeluarga dulu tidak punya rumah, kami ngontrak ke Sana kemari untuk bisa bertempat tinggal hingga pada akhirnya usaha roti yg kami rintis semakin berkembang membuat kami bisa membeli sebuah rumah yg cukup besar. Saya dan kedua adik saya (Bunga dan reza) sudah biasa dengan keadaan serba pas pasan. Ibuku (Ibu Lasmi) juga sudah biasa dengan keadaan tersebut. Jadi kalau kami harus pindah ke rumah yg lebih kecil itu bukan masalah bagi kami semua.
Ayah saya akhirnya menjual rumah tersebut, dan membeli rumah yang lebih murah. Rumah itu sih katanya bekas keluarga lain yg pindah padahal baru seminggu mereka membeli rumah itu. Di samping rumah ada rumah pak tejo (Beliau merupakan tukang kebun atau orang yg merawat rumah ini). Ke esokan harinya kami bergegas mengemas barang serta pakaian untuk pindah rumah kami yg baru.
Saat kami sampai Pak tejo memberikan kunci rumah ke Ibu sambil berkata "Semoga betah ya bu tinggal di rumah ini" sambil dengan wajah tersenyum. Ibu ku tidak berpikir yg aneh aneh dan ibu pun menjawab "Ia pak, terimakasih ya". Meskipun ibu agak sedikit bingung dengan ucapan pak Tejo barusan. Hari pertama kami pindah kami bergotong royong membersihkan setiap ruangan yg ada di rumah tersebut. Hingga ibuku menjumpai sebuah bingkai poto besar yaitu sebuah poto keluarga dengan seorang ayah yg tampan, serta Ibu dan satu anak perempuan yg cantik. Lalu ibuku berkata "Mereka Pasti keluarga bahagia!" , "Lihat saja wajah mereka di penuhi senyum bahagia". Saya Juga berkata "Iya bu, Anaknya cantik banget ya". Ibu ku pun menjawab dengan tersenyum "Anak ibu Juga Cantik" sambil mencubit wajah kami berdua.
Satu harian kami habiskan untuk membersihkan dan berbenah dirumah baru tersebut. Hingga malam pun tiba, di saat kami sedang menyantap makan malam di meja makan, tiba tiba terdengar suara ketukan pintu dengan ucapan "Permisi". Lalu ibuku bergegas untuk membuka pintu, ternyata yg mengetuk pintu adalah PAK Tejo. "Ada apa yg pak Tejo?" ibu bertanya. Lalu pak Tejo menjawab "Maaf ya buk mengganggu, saya cuma mau bilang JANGAN BANGUN JAM 12 MALAM". "Loh kenapa ya pak? ", Tanya Ibu." Gak papa Buk, Yang penting JANGAN BANGUN JAM 12 MALAM ya", Ujar pak Tejo. Pak Tejo pun permisi pulang dan ibu segera menutup pintu. Lalu ibu kembali kemeja makan dan melanjutkan makan malamnya. Sesampainya di meja makan Ayah bertanya "Siapa tadi Bu?". "Itu yah Pak Tejo barusan bilang JANGAN BANGUN JAM 12 MALAM". Pada malam itu Kami di bingungkan dengan ucapan pak Tejo barusan. Lalu ayah berkata "Sudah, Sudah jangan di pikirkan lebih baik kalian beres beres buku dan tidur cepat Karena kan besok sekolah". "ia Yah, tapi malam ini aku tidur di kamar bunga ya yah" Ujar Ku. Ayah menjawab "Terserah Kamu Nak".
JAM menunjukkan waktu 10 Tepat. Saatnya untuk kami (Aku, Bunga dan Reza) tidur. Aku tidur di kamar Bunga sedangkan Reja tidur bersama Ayah dan Ibu. Sebelum memejamkan mata terlintas di pikiranku ucapan pak Tejo "JANGAN BANGUN JAM 12 MALAM". Sambil merenungkan ucapan pak Tejo aku pun tertidur.
(Kring-Kring - Kring) Bunyi Alarm HP ku. Akupun terbangun dan melihat jam sekarang tepat pukul 12 Malam. Aku memang memasang Alarm jam 12 Malam karena aku memang terbiasa melakukan Sholat Tahajud. Tak lama terbangun, aku pun berjalan perlahan menuju kamar mandi. Sebelum nya aku melihat adikku Bunga yang sedang tidur lelap di sebelah ku. "Bunga Pasti kelelahan karena bersih bersih kemaren" Ujarku, Aku pun tidak tega untuk membangun kan Bunga dan mengajak melaksanakan sholat Tahajud. Aku pun berjalan perlahan menuju kamar mandi. Tidak lama sampai di pintu kamar mandi aku langsung masuk dan Pintu tidak di kunci. Setelah selesai berwudlu, Saat mau keluar kamar mandi tiba tiba ada Bunga Berdiri di depan pintu. "Kamu kenapa Bunga?" Ujar ku. Bunga menjawab dengan ekspresi dingin "Aku mau Buang air kecil kak!". "Ouh Hati hati yaa Bunga, Kamar mandi nya licin " Bunga tidak menjawab dan langsung bergegas Masuk kamar mandi. Aku pun kembali berjalan menuju kamar. Sesampainya di pintu kamar aku melihat Bunga yg sedang tidur terlelap. Aku langsung tersentak "Bukan nya bunga tadi ke kamar mandi?". Dengan wajah takut tapi penasaran aku melihat dari jauh kamar mandi dan melihat jika tidak ada siapa siapa, Dan Tiba - Tiba......... (To be Continue)
Tunggu Part 2 Nya Ya Guys!!, Gimana menurut kalian Part 1 nya? Hehehehe
0 Comments