Menjadi seorang mahasiswa tidak hanya membahas mengenai berbagai macam peningkatan kualitas "Ilmu" yang di miliki. Lebih dari pada hal tersebut, "Mahasiswa" harus bisa menjadikan diri dengan kepribadian berjiwa "pemimpin" hebat dan yang terpenting berintegritas.
Permasalahan banyak pemimpin sekarang ini ialah tidak mengkedepankan self integrity (Integritas diri). Hal tersebut dapat di lihat dari berbagai macam "Kasus" buruk merugikan negara dan masyarakat yang banyak di lakukan pemimpin-pemimpin di era sekarang ini.
Dunia "perlu" mendalami berbagai macam "masalah" salah memilih pemimpin. Pilihlah pemimpin yang memiliki "Jiwa" kepemimpinan dengan mengkedepankan integritas dalam bertindak dan berbicara. Tidak hanya manis di bibir, melainkan "pemimpin" dengan perilaku yang sesuai dengan omongan manis tersebut.
Untuk mengatasi masalah tersebut "Perlu" adanya pembinaan jiwa pemimpinan berintegritas oleh para kaum muda di era sekarang. Langkah tersebut dapat di bina dari sebuah organisasi dengan selogan "Yakin Usaha Sampai!" yaitu organisasi kemahasiswaan "HMI" Himpunan Mahasiswa Islam.
Apa itu HMI?
HMI "Himpunan Mahasiswa Islam" merupakan sebuah organisasi kemahasiswaan yang pertama kali didirikan di Yogyakarta pada tahun 5 Februari 1947 (Wikipedia).
HMI berselogan "Yakin Usaha Sampai!. HMI memiliki tujuan "terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil, makmur, yang di ridhoi Allah Swt.(wikipedia)".
Menjadi peribadi yang lebih baik dan berjiwa pemimpin adil dan berintegritas merupakan harapan besar dari pembentukan akhlak serta sifat pemuda-pemudi di era "berbagai hal di halalkan" seperti sekarang ini.
Pembentukan sifat tersebut, dapat di tempuh dengan pendekatan religius dengan niat yang baik dan bersungguh-sungguh menempa sifat diri dan peribadi yang lebih baik dan berintegrity.
Pendekatan Agama sangat membantu "Merubah" yang salah menjadi benar dan benar menjadi sangat benar (Pembinaan di dalam diri).
HMI dapat menjadi sebuah step/ langkah menempa pribadi pemimpin berani dengan jiwa berbalut syariat agama dengan benar. Menjadi seorang pemimpin tidak hanya mampu mensejahterakan dirinya, tetapi lebih dari pada itu "Pemimpin" harus mampu majadi "tolak ukur" atas perkembangan apa yang ia pimpin.
0 Comments