Berantas berita hoax, Google meliris fitur "Google Fact Check"


Beberapa tahun belakang, media sosial sering menjadi ladang penyebaran berita tidak benar (Hoax). Tidak hanya melalui platform media sosial seperti Facebook, Berita hoax juga banyak di sebar melalui platform Raksasa internet (Google). Walaupun sebenarnya masalah hoax ini di sebarkan melalui rana online, imbas nya merambas hingga persebaran melalui rana Offline. Tentunya yang akan di rugikan ialah masyarakat sendiri. 

Karena hal tersebut banyak sekali pihak yang menyatakan "perang" atas oknum yang menyebarkan berita hoax baik melaui internet maupun manual. Seperti layanan pencarian google, sempat dikecam sebagai layanan penyebar luasan berita hoax no 1 di dunia membuat perusahaan google tidak dapat tinggal diam.

Langkah frontal yang di lakukan Google ialah menyediakan fitur "Google Fast Check". Fitur pengamanan tersebut di sediakan Google bagi pengguna google yang ada di seluruh dunia. Fitur ini bekerja dengan melihat apakah berita tersebut telah terverifikasi sebagai berita benar dan yang mana berita yang dinyatakan sebagai hoax. Berikut ulasan lengkapnya.

Mengenai Google Fact Check

Perusahaan Google secara resmi telah merilis fitur "Google Fact Check" di bulan April 2017 lalu. Secara umum, cara kerja fitur ini ialah dengan menandai seluruh berita di mesin pencarian Google dengan menandai mana berita fakta dan apakah berita tersebut Hoax. Dalam menentukan kebenaran berita, pemberian label "fakta" atau "Hoax" pada hasil pencarian Google sudah melalui pemeriksaan yang mendalam sebelum di tunjukan kepada pengguna. Pemeriksaan kredibilitas berita ini di lakukan oleh layanan pihak ketiga yang tidak secara langsung di tangani oleh Google.

Berawal karena semaraknya berita Hoax tersebar luas di Internet

Sebenarnya awal pembentukan fitur ini sudah ada sejak bulan Oktober 2016 lalu. Tetapi, pada saat itu fitur ini hanya dapat di akses oleh pengguna yang berada pada 2 negara Inggris dan Amerika Serikat saja. Namun di tahun 2017 ini, fitur ini telah dirilis dengan jangkauan pengguna yang lebih luas. Sehingga setiap pengguna dapat meenggunakan fitur anti Hoax ini.

Alasan utama  atas pengembangan fitur ini ialah dengan banyaknya tanggapan dan masukan perusahaan lain agar Google lebih memperhatikan dan meningkatkan kualitas layanan. Terutama mengenai penyebaran berita Hoax. 

Pemerintah inggris sebelumnya juga telah mengecam 'Google' menjadi sarang atas banyaknya berita Hoax yang memberikan dampak negatif kepada masyarakat Inggris sendiri. Dan penyebaran berita Hoax ini menjadi sangat kontroversi ketika berlangsungnya pemilihan kepala negara (presiden) Amerika Serikat beberapa waktu lalu. Penyebaran berita hoax dan fakta memiliki perbandingan yang sangat memperihatinkan. 

Terlebih pada saat itu masyarakat di bingungkan akan kebenaran sebuah berita. Karena tidak adanya penanda akan kebenaran sebuah berita ataupu tanda berita berita palsu membuat masyarakat akan secara langsung menyerap berita yang tersebar luas di mesin pencaharian Google tersebut. Hal ini malah menjadi awal akan kekacauan yang lebih besar lagi.

Memberi kemudahan bagi pengguna

Seperti yang telah di katakan sebelumnya, Fitur pengaman ini "Google Fact Check" telah dapat di gunakan oleh seluruh pengguna Google yang tersebar di seluruh dunia pada bulan April 2017 lalu. Dan pengembangan fitur ini akan terus berjalan dengan beriringan penggunaan fitur tersebut.

Research Scientctise Google "Cong Yu" dan juga juga produk manager Jigsaw "Justin Kossylin" mengujar Fitur pengaman ini mampu memberikan kemudahan bagi pengguna dan membantu pengguna untuk menganalisa kevalid-an atas berita tersebut. 

Sebagaai salah satu perusahaan pihak ketiga yang membantu Google dalam melakukan pengaman 'Jigsaw' beranggapan jika fitur Google ini "Google Fact Check" merupakan langkah nyata yang di lakukan Google untuk membantas penyebaran berita hoax. 

Sayangnya, fitur ini masih memiliki batasan mengenai cangkupam situs yang dapat di analisa. Telah di sampai jika higga saat ini situs website yang daat di verifikasi kebenaran berita nya ialah situs yang memiliki algoritma tertentu. 

Google menjelaskan " Hanya penerbit yang algoritmanya di tentukan untuk menjadi sumber Informasi, akan di sertakan  dalam program Google ini.

Post a Comment

0 Comments